Anda Yang Percaya Berkah, Harus Tahu Macam-Macamnya


أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ  [الأعراف: 54]
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ´Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam
Dalam kitab tafsir shawi, kata barakah  beratikan mengagungkan. Artinya seseorang mengagungkan sesuatu. Dalam ayat tersebut menyebutkan Allah
وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ مُصَدِّقُ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَلِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا [الأنعام: 92]
Dan ini (Al Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quran) dan mereka selalu memelihara sembahyangnya
Menurut az-Zujaj kata barakah  berartikan mendatangkan kebaikan yang melimpah. Sedangkan dalam tafsir shawi berarti kitab yang mendatangkan kebaikan (al-Quran)
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ [الأعراف: 96]
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya
Tafsir shawi juga mendefinikan kata barakah  dengan tambahnya kebaikan dalam sesuatu. Sesuatu yang di dalamnya terdapat berkah Ilahi. Mengingat kebaikan Allah datang dari arah dan tempat yang tidak terindra.
Dari semua arti barakah  yang berbeda-beda, penulis dapat menyimpulkan bahwa barakah  mengandung arti yang bermacam-macam meninjau susunan pembahasan. Namun penulis di sini sedikit tertarik dengan barakah  yang berartikan ‘Tambahnya kebaikan dalam sesuatu’, karena berhubungan dengan amaliah NU.

Pembahasan
            Barakah  itu ada dan sebagai orang mukmin wajib untuk mengimaninya. Dalam beberapa hadis, terdapat banyak anjuran untuk mengharap barakah , sebagaimana dalam shahih bukhari, Rasulullah pernah bersabda, “Cendawan merupakan karunia dari Tuhan. Dan airnya bisa menyembukan penyakit mata”. Rasulullah juga pernah bersabda, “Sesungguhnya biji yang hitam adalah penawar dari segala penyakit selain kematian. (HR. Bukhari)
            Kita semua meyakini, bahwa kebaikan, manfaat, bahaya, cobaan dan semuanya datangnya dari Allah. Meskipun demikian tidak bisa dibenarkan mencari kesembuhan dari cendana dan biji hitam. Semuanya hanya sarana dari sekian banyak sarana yang terkadang mujarab dan terkadang juga tidak. Untuk bisa mendapat kesembuhan diharuskan untuk menanamkan pada hatinya bahwa semuanya itu atas izin Allah.
            Demikian pula berkah. Ia adalah dari Allah. Apa yang bersandar pada berkah sama halnya menyandarkan pada sebabnya. Sebagaimana yang dikatakan Aisyah tentang Juwairiyah, “Aku tidak pernah melihat seorang wanita yang lebih berkah kepada kaumnya daripada Juwairiyah” (al-Musnad)
            Jadi Juwairiyah hanya sebab dari berkah saja, karena sejak Juwairiyah dinikahi Rasulullah banyak sahabat yang memerdekakan tawanan perang. Di mana saat itu Rasulullah menjadi menantu Bani Musthaliq. Ini berkah yang sangat agung dan penyebabnya adalah Juwairiyah. Jadi sesuatu yang diberkahi hanyalah sebagi penyebab saja, sedangkan si pemberi adalah Allah.

Tabaruk yang Diperbolehkan
            Pertama, tabaruk kepada Rasulullah. Dari Anas, “Aku pernah menyaksikan Rasulullah tengah dicukur. Beliau dikelilingi oleh para sahabat. Mereka tidak menginginkan sehelai pun jatuh percuma tanpa di dapat orang diantara mereka.

            Kedua, tabaruk terhadap ucapan dan perbuatan. Rasulullah bersabda, “Allah memiliki beberapa malaikat yang kerjanya berkeliling mencari orang yang berzikir. Manakala mereka mendapati satu kaum yang tengah berzikir, mereka lantas mempersilahkan kaum itu untuk menyebutkan hajatnya. Lalu Allah berkata, ‘persaksikanlah, bahwa aku telahmengampuni mereka”’.

            Jika ada ucapan yang di berkahi, maka juga ada perbuatan yang diberkahi seperti perang di jalan Allah, makan dengan tatakrama. Rasulullah bersabda, “berkumpullah di dekat makananmu dan sebutlah nama Allah, niscaya Allah memberkahi makananmu.” Rasulullah juga pernah bersabda, “Apabila salah satu dari kalian makan, maka jilatilah jari jemarinya. Karena sesungguhnya dia tidak mengetahui jari-jari mana yang ada berkahnya.”

Tabaruk yang Dilarang
            Berkah yang diambil sahabat kepada Rasulullah, itu tidak berlaku pada selain Rasulullah, karena Nabi tidak bisa disamakan dengan selainnya. Dalil yang dipakai adalah tindakan para sahabat termasuk khulafaurasyidin. Tidak ada seorangpun yang mencari keringat atau air wudu’ Abu Bakar.
            Tabaruk yang dilakukan kepada Nabi adalah ibadah, ibadah harus ittiba’. Seandainya boleh tabaruk pada selain nabi, maka tentu pernah dilakukan para sahabat, dan kenyataannya mereka tidak melakukan.

Dari sini penulis dapat menyimpulkan, bahwa tabaruk dilarang kepada selain nabi ada dua kemungkinan. Yaitu, memang tabaruk hanya kepada nabi, dan khawatir dijadikan sebagai sunnah sedangkan orang awam cenderung berlebihan. Akan tetapi penulis lebih condong pada kemungkina pertama, karena Umar bin Khattab pernah memotong pohon keramat, khawatir orang-orang memohon pada selain Allah dan juga umar tidak melarang shalat di situ. Jika boleh mengambil berkah dari peninggalan nabi dan orang shaleh, maka Umar tidak mungkin menebang pohon tersebut. Rasulullah juga pernah bersabda, “sesungguhnya Allah menjadikan kebenaran pada lisannya dan hatinya Umar.”


            Maka, tabarukan kepada selain nabi tidak diperkenankan, karena tidak ada dalil dan sahabat juga tidak pernah melakukan. Selain itu menghilangkan ketergantungan hati pada selain Allah. Tapi dalam pandangan Allah, amalan shaleh jauh lebih baik daripada mencari berkah. Dari Abdurrohman bin Abi Qirad. Nabi wudu’ pada stu hari. Oleh para sahabat air sisa wudu’ diusap-usap pasa tubuhnya. Lalu Rasulullah bersabda, “apa yang mendorongmu berbuat itu?” “demi mencintai Allah dan Rasul” kata sahabat. “barang siapa yang mencintai Allah dan Rsulnya, maka hendaklah jujur dalam berbicara, amanat dan berbuat baik pada tetangga.”

Kehidupannya datar-datar saja. Tak pernah suspensi di sana-sini. Maklum dia bukan anak orang besar dan kaya. Tak pernah ada yang waw setiap hari.

Bagikan Yuk!!!

Sajian Yang Lain

Previous
Next Post »